__________________________

Note : Agar lancar...gunakan selalu "Google Chrome" fast browser untuk berkunjung ! (Download Google Chrome)

Cinema3satu - "Download Film Gratis"

Movies in MKV - "Download Film Gratis"

Showing posts with label IPTEK. Show all posts
Showing posts with label IPTEK. Show all posts

Monday, September 27, 2010

Should Facebook, Twitter be banned at work?

Are Web 2.0 applications money makers or time wasters?

The results of a global survey by computer anti-virus giant McAfee suggests it’s both.

A survey of 1,000 executives from 17 countries stretching from Japan to India, the UK to Brazil, found that three of four organizations use social media sites for marketing and customer service, or for “crowdsourcing” instead of outsourcing projects and tasks.

Developing markets such as Brazil, India, the United Arab Emirate and Mexico are more likely to view Web 2.0 as a potential revenue stream.

However, nearly half the companies surveyed prohibited Facebook use during company hours – the larger the corporation, the more likely the prohibition. About a quarter of companies monitor employee use of social media site for inappropriate behavior.

One reason companies are leery of employees using social networking sites is the growing number of malicious software that is transmitted on Web 2.0 applications. Seven of 10 organizations surveyed lost around $2 million last year because of security problems, the McAfee report said.

While IT specialists in the survey favored blocking social media sites due to security risks, Web 2.0 industry analysts think such policies place companies at a competitive disadvantage. In the report, consultant Shel Holtz argued that social connections are important for marketing, recruitment, testing ideas and getting quick feedback. Blocking access “is the laziest way around the problem,” Holtz said in the report.

Executives usually suspect that new technologies will result in employees slacking off.

“When American businesses after WWII started thinking about rolling out telephones on everyone’s desks, the biggest objection that was raised by senior managers, who already had telephones, was that everyone was going to use these phone for personal use,” Analyst Stowe Boyd said in the report. “They were going to call mom; they were going to gossip.”

Still, does posting the latest photos for Mom on Facebook help productivity? Does Facebook and Twitter distract or add to your working life?


Source : CNN


Tuesday, August 24, 2010

Sriti, Pesawat Bikinan Anak Negeri

JAKARTA, KOMPAS.com — Sriti, pesawat tanpa awak hasil ciptaan putra Indonesia, diperkenalkan pada R&D Ritech Expo 2010, Sabtu (21/8/2010). Menurut Teguh, salah seorang engineer dari BPPT, Sriti adalah pesawat kelima yang telah dibuat BPPT. "Ini pengembangan yang kelima. Sebelumnya ada Pelatuk, Wulung, Gagak, dan Alap-alap. Namun, walaupun sudah lima pesawat yang diciptakan, baru Sriti yang akan diberdayagunakan oleh pemerintah. Belum ada yang dipakai, baru Sriti ini yang rencananya akan dipakai pemerintah," ujar Armanto, salah seorang engineer lainnya.

Rencananya, pada bulan November nanti, Sriti akan digunakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan zona laut terluar Indonesia. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi lagi penerobosan oleh kapal-kapal asing.

"Kita akan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengawasan laut terluar Indonesia," ujar Armanto lebih lanjut.

Sriti berbahan bakar metanol seperti yang dipakai di pesawat aeromodelling. Jarak pengendalian maksimum Sriti adalah 45 km. Pengendalian pesawat menggunakan ground control station (GCS).

GCS terdiri dari remote control yang digunakan saat lepas landas dan mendarat. Saat di udara, Sriti bergerak autonomus, sesuai titik-titik yang telah ditentukan di komputer. Pergerakan pesawat ini menggunakan perangkat lunak Dynamic c# dengan prosesor Rabbit 4000 yang telah dikembangkan oleh tim BPPT.


Source I : kompas.com

Source II : yahoo! news



Shared via AddThis

Wednesday, August 4, 2010

Bus 'Mengangkang', Solusi Anti Macet China

Bus canggih nan futuristik ini dibuat untuk mengatasi kemacetan sekaligus anti polusi.

China menggantikan Amerika Serikat sebagai negara paling banyak memproduksi gas rumah kaca. Juga sebagai pemakai energi paling boros di dunia.

Namun, negeri ini tak berdiam diri. China terus berusaha dan memikirkan cara untuk mengatasi masalah polusi. Salah satunya membangun armada bus yang bisa 'mengangkang' -- ini adalah salah satu skema futuristik China.

Dalam upaya penyelamatan lingkungan, '
' dan mengurangi kemacetan tanpa harus menggusur bangunan untuk melebarkan jalan, perusahaan Shenzhen Huashi Future Parking Equipment sedang mengembangkan "3D Express Coach", bus cepat tiga dimensi.

Inovasi ini memungkinkan mobil-mobil -- dengan ketinggian maksimal 2 meter melewati kolong bus, ketika kendaraan itu berjalan.

Bus china

Lalu, di mana penumpangnya? Bagian atas bus dirancang sedemikian rupa untuk mengangkut penumpang.

Menurut China Hush, "3D Express Coach", juga ramah lingkungan. Ia tak menggunakan bahan bakar fosil, yang tak hanya makin langka tapi juga tak ramah lingkungan.

bus canggih China

canggih ini akan menggunakan energi kombinasi dari listrik dan energi matahari. Bus yang mirip trowongan ini bisa berjalan dengan kecepatan sampai 60 kilometer per jam dan mengangkut 1.200 hingga 1.400 penumpang.

Konstruksi trayek pertama sepanjang 115 mil akan dibangun di Distrik Mentougou, Beijing. Ini bukan lagi proyek impian. Sebab, pembangunannya akan dimulai akhir 2010.

Direktur Huashi Future Parking Equipment, mengklaim sistem ini relatif murah dan singkat. Hanya butuh waktu setahun dengan biaya 'hanya' memerlukan biaya 500 juta yuan atau US$73 juta untuk membangun sistem transportasi futuristik ini. (Huffington Post | umi)

Source : vivanews


Shared via AddThis

Wednesday, July 14, 2010

Selamat Datang, Senjata Rahasia Baru Israel!

Bayangkan sejenak seperti apa medan perang di masa mendatang. Pesawat tak berawak terbang di udara; robot di daratan; rudal pintar memburu sasaran. Sekarang bayangkan bahwa tidak satupun dari ini dapat terdeteksi pada layar radar.

Ini mungkin terdengar fiktif, tapi itu terjadi. Sebuah perusahaan Israel bernama Nanoflight saat ini sedang mengembangkan sebuah proyek khusus yang membuat drone (pesawat jet tempur tanpa awak), rudal, atau kapal perang dengan mudah menghilang. Atau, lebih tepat, menjadi sangat sulit untuk dideteksi.

Tahap kritis dalam pengembangan proyek ini, yang dikembangkan di laboratorium nanoteknologi, baru-baru ini menyimpulkan, bahwa tes yang dijalankan, sukses pada pekan ini.

Partikel-partikel cat yang ada di rudal, misalnya, sebenarnya tidak melakukan deteksi di radar sama sekali, tapi membuatnya sangat sulit diidentifikasi sebagai sebuah rudal. Di masa mendatang, perkembangan ini akan memungkinkan setiap rudal atau jet secara nyata tak akan terdeteksi oleh radar.

Meskipun mereka tidak mungkin sepenuhnya hilang dari layar radar, teknologi ini diyakini menghemat biaya lebih banyak untuk menghindari deteksi radar dari pembelian pesawat siluman Amerika sebesar $ 5 miliar.

Bagaimana cara kerjanya? Dalam rangka untuk mencari objek, pemancar radar mengirim gelombang elektromagnetik. Ketika gelombang ini mencapai objek, mereka tersebar di segala penjuru, dengan beberapa dari mereka yang memantul kembali ke radar itu sendiri.

Nanoteknologi dikembangkan untuk menyerap gelombang radio yang dipancarkan oleh radar, dan melepaskan mereka sebagai energi panas yang tersebar di ruang angkasa. Dalam melakukannya, bahan-bahan yang ada menyamarkan material objek, sehingga sulit untuk diidentifikasi oleh radar.

"Kami baru dalam permulaan dan menemukan dunia baru setiap hari," kata Eli Shaldag, mantan senior Israel Air Force yang bekerja pada proyek rudal Arrow. Ia saat ini merupakan bagian dari departemen aplikasi militer Nanoflight.

"Ini adalah terobosan dengan potensi untuk mengubah aturan main di medan perang," kata Shaldag. (sa/ynet)

Source : http://www.eramuslim.com/

Tuesday, June 15, 2010

Hindari Malapetaka 2013, NASA Luncurkan SDO

Pada 2013 diprediksikan akan terjadi badai Matahari, malapetaka bagi teknologi tinggi.


Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Rabu 10 Februari 2010 waktu setempat akan meluncurkan satelit pengamatan Matahari atau Solar Dynamics Observatory (SDO) dari stasiun Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Satelit ini diharap bisa mengamati Matahari dengan lebih baik dan memberikan gambaran detil Sang Surya pada para ilmuwan - terutama untuk mengantisipasi efek negatif badai Matahari, yang diramalkan terjadi 2013 - yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia di Bumi.

Diketahui, badai Matahari bisa mendatangkan malapetaka bagi sistem teknologi tinggi. Badai matahari bisa menggangu navigasi GPS, sistem komunikasi satelit, dan komunikasi radio. Badai Matahari juga akan membahayakan astronot di luar angkasa.

Hingga saat ini, tidak ada cara untuk meramalkan kapan cuaca buruk di luar angkasa akan datang.

Namun, masih ada harapan. Melalui SDO, NASA akan mendapatkan banyak informasi tentang Matahari.

SDO akan mengorbit Bumi sekali setiap 24 jam, mengirimkan data secara terus-menerus pada para ilmuwan Matahari. SDO akan mengirimkan gambar dengan resolusi 10 kali lipat lebih baik dari kamera televisi tercanggih.

"Tantangan terbesar dalam misi ini adalah kecepatan data," kata Liz Citrin, manajer proyek SDO, seperti dimuat laman NASA, Selasa 9 Februari 2010.

"SDO, akan mengirim 1,5 terabyte informasi tiap harinya. Ini sama dengan men-download setengah juta lagu," lanjut dia.

Tim SDO merancang sebuah antena radio raksasa setinggi 18 meter di pangkalan pesawat luar angkasa White Sands Las Cruces - untuk menerima kiriman data.

Data itu kemudian akan dikirim ke para ilmuwan di Universitas Stanford di Palo Alto, California, University of Colorado di Boulder, dan di Laboratorium Lockheed Martin di Colorado.

"Memahami aktifitas Matahari adalah hal yang krusial bagi manusia modern," kata Madhulika Guhathakurta, ilmuwan SDO, seperti dimuat laman USA Today, Rabu 10 Februari 2010.

Matahari ternyata tidak konstan. "Teleskop modern dan pesawat luar angkasa menemukan gejolak luar biasa di permukaan Matahari," kata Guhathakurta.

Badai Matahari akan terjadi dalam siklus rata-rata 11 tahun ketika medan magnet Matahari berbalik arah.

Sementara, Direktur Richard Fisher, Direktur Divisi Heliophysics NASA di Washington mengatakan pengamatan yang lebih baik terhadap Matahari akan membantu manusia melakukan langkah-langkah antisipasi.

"Jika kita lebih mengenal Matahari, kita akan mampu mengatur sistem tenaga untuk menghindari akibat terburuk," kata dia.

Gerhana matahari di Jakarta



Shared via AddThis

Hayabusa dan 'Ancaman' Asteroid Aphopis 2036

Ada banyak alasan kita peduli asteroid. Ia bisa membahayakan juga bisa jadi tambang logam.


Teka-teki mengenai asteroid diharapkan terjawab dengan mendaratnya pesawat luar angkasa buatan Jepang, Hayabusa -- yang akan membawa sampel asteroid pertama ke Bumi. Contoh yang dibawa Hayabusa tentu saja yang belum terbakar atmosfer.

Satelit buatan Badan Antariksa Jepang atau Japanese Aerospace Exploration Agency (JAXA) ini menjelajah asteroid 25143 Itokawa sejak 2005. Hayabusa diharapkan mendarat di Australia Selatan, Minggu 13 Juni 2010.

Para ilmuwan berharap contoh batu yang dibawa Hayabusa akan menjawab teka-teki, apa yang tidak kita ketahui tentang asteroid.

1. Asteroid akan menjelaskan asal usul tata surya

"Material dalam asteroid merepresentasikan bahan-bahan penyusun planet," kata wakil kepala penyidik dalam misi Dawn NASA, Carol Raymond.

Posisi sabuk asteroid terletak di antara planet-planet dan gas raksasa di luar tata surya, sampel asteroid mungkin memberi petunjuk mengapa planet-planet yang ada memiliki ciri dan sifat yang beragam.

Contohnya, meski asteroid Vesta dan planet kerdil Ceres diperkirakan terbentuk dalam waktu bersamaan -- antara 10 juta tahun pertama eksistensi tata surya -- keduanya memiliki komposisi yang berbeda. Vesta, di beberapa titik pernah meleleh dan kemudian mengeras kembali. Sedangkan Ceres tak pernah 'mencair'.

Menurut Raymond, Vesta kemungkinan mengalami tubrukan berkali-kali atau mengalami peluruhan radioaktif. Dengan mempelajari asteroid, ilmuwan berharap bisa memecahkan misteri pembentukan tata surya.

2. Membantu kita makin memahami asal-usul kehidupan

Para ilmuwan belum memahami sepenuhnya bagaimana bentuk kehidupan pertama muncul di muka bumi dari benda organik yang tak hidup. Asteroid diharapkan menjawab teka-teki itu.

Asteroid, seperti 2 Pallas dan 10 Hygiea -- yang diyakini pernah memiliki kandungan air diperkirakan memiliki senyawa organik (berbasis karbon). Saat ini, asteroid-asteroid itu memiliki komposisi yang lebih primitif dari Bumi -- mereka lebih mirip kondisi yang ada di tahun-tahun awal tata surya.

Dengan mempelajari asteroid, kita dapat belajar tentang bagaimana kehidupan muncul di planet kita sendiri.

"Ada asteroid yang kondusif untuk kehidupan di masa lalu," kata Raymond.

Juga, para ilmuwan berpendapat asteroid yang mendarat di Bumi di masa lalu memiliki kontribusi pembentukan kehidupan di Bumi.

3. Kita mungkin bisa menambang logam di asteroid

"Asteroid bisa jadi sumber logam berharga," kata Carol Raymond. Namun, untuk memastikan ada material yang bisa ditambang, kita harus mengetahui komposisi asteroid dan aspek teknik dari perjalanan ke asteroid.

Selain alasan ekonomis, tambang, asteroid juga menarik untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Sebab, dengan membandingkan asteroid dengan planet-planet, kita seakan mengambil irisan tata surya di waktu-waktu yang berbeda selama masa pembentukannya.

4. Asteroid bisa mengancam Bumi

Beberapa asteroid mengorbit di sekitar matahari dalam lintasan berbentuk oval memanjang -- asteroid bisa melewati orbit Bumi berkali-kali.

Kadang asteroid sangat dekat dengan Bumi. Misalnya pada januari 2010, asteroid 2010 AL30 -- yang lebarnya 11 meter -- melintas hanya dalam jarak 80.000 mil atau 130 ribu kilometer dari Bumi.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah Asteroid Aphopis yang diperkirakan sangat dekat dengan Bumi pada 13 April 2036. Meski NASA memprediksikan Aphopis masih dalam jarak aman, 18.300 kilometer di atas permukaan bumi, ukuran asteroid itu dua kali lapangan sepakbola.

Meski kemungkinan kecil membuat kerusakan global ala film-film Hollywood, asteroid ini dikhawatirkan akan menimbulkan bencana regional di Bumi.

5. Kita bisa menjelajahi asteroid

Pada April lalu, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengumumkan visi penjelajahan luar angkasa Amerika Serikat, mengunjungi asteroid pada 2025.

Sementara, astrofisikawan sekaligus mantan astronot, John Grunsfeld mengatakan, tujuan dari proyek itu kemungkinan adalah mengirim manusia ke asteroid untuk memindahkan asteroid atau membelokkan arah geraknya.

Jika bisa dilakukan, itu adalah prestasi, menunjukkan kecerdasan yang dimiliki manusia bisa menghindarkan malapetaka bagi Bumi.

"Dengan pergi ke asteroid terdekat dengan Bumi, atau bahkan mengendalikan arah geraknya, kita akan menunjukkan bahwa manusia bisa berbuat banyak daripada dinosaurus 65 juta tahun yang lalu," kata Grunsfeld.

Seperti diketahui, spesies dinosaurus musnah, diduga kuat akibat tumbukan satu atau lebih asteroid. (sj)

(Space.com)




Shared via AddThis

Tuesday, June 1, 2010

Indonesia, Bahasa Terpopuler ke-5 di Facebook

Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang paling banyak digunakan kelima di situs jejaring sosial Facebook. Berdasarkan laporan terkini mengenai studi bahasa dalam situs sosial Facebook, bahasa Indonesia ada di bawah bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, dan Turki.

Survei yang dilakukan perusahaan penelitian Inside Network mengatakan, lebih dari 20 juta penutur bahasa Indonesia menggunakan Facebook.

Bahasa paling populer di Facebook adalah Bahasa Inggris dengan 52 persen. Di tempat kedua dengan jarak cukup jauh diduduki Bahasa Spanyol dengan varian-variannya sebanyak 15 persen. Berikutnya berturut-turut adalah Bahasa Turki, Prancis, dan Indonesia dengan masing-masing sekitar 5 persen dari pengguna.

Kemudian, menyusul Bahasa Italia dengan 3,9 persen dan Jerman dengan sekitar 2,7 persen. Bahasa paling populer di Facebook berikutnya adalah Bahasa China dan Portugis. Jumlah pengguna Facebook sendiri secara keseluruhan mencapai 400 juta orang.

Bahasa Indonesia juga menjadi satu-satunya bahasa di Asia Tenggara yang mampu menembus lima besar bahasa terpopuler di Facebook. Padahal, kondisi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia belum sebaik negara lain di Asia. Selain itu, akses komputer di tanah air juga masih sangat terbatas bagi 234 juta penduduk Indonesia.

Menurut Inside Facebook yang berbasis di California, Amerika Serikat, kondisi ini menciptakan peluang untuk mengeruk keuntungan dari negara yang bahasa nasionalnya banyak digunakan.

“Seiring dengan perkembangan Facebook di seluruh dunia, dan dengan bertambahnya para pengguna baru di negara-negara luar AS, bahasa yang digunakan pengguna Facebook merupakan faktor penting bagi pelaku dan pengembang pasar,” kata juru bicara Inside Network, seperti dikutip dari InsideFacebook, 1 Juni 2010.

Inside Network juga menekankan betapa pentingnya menyesuaikan situs Facebook dengan budaya dan nilai-nilai setempat. (umi)

Source : http://www.vivanews.com/

Shared via AddThis
Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share