__________________________

Note : Agar lancar...gunakan selalu "Google Chrome" fast browser untuk berkunjung ! (Download Google Chrome)

Cinema3satu - "Download Film Gratis"

Movies in MKV - "Download Film Gratis"

Friday, August 20, 2010

Hasil Survei Terbaru, Warga AS Semakin Yakin Obama Seorang Muslim

Warga Amerika semakin yakin bahwa Presiden mereka Barack Obama adalah seorang Muslim, dan semakin banyak orang yang bingung tentang agama yang sebenarnya yang ia anut.

Hampir satu dari lima orang, atau 18 persen, mengatakan bahwa mereka pikir Obama adalah seorang Muslim, dan naik dari 11 persen dari hasil sebelumnya pada Maret 2009, menurut jajak pendapat yang dirilis Kamis kemarin (18/8). Proporsi yang benar mengatakan dia adalah seorang Kristen menjadi hanya sekitar 34 persen.

Bagian terbesar masyarakat, sekitar 43 persen, mengatakan mereka tidak tahu agamanya Obama, meningkat dari 34 persen yang mengatakan sebelumnya bahwa pada awal 2009.

Survei yang dilakukan oleh Pew Research Center dan afiliasinya Pew Forum on Religion & Public Life, didasarkan pada wawancara yang dilakukan sebelum kontroversi tentang apakah umat Islam harus diizinkan untuk membangun sebuah masjid dekat lokasi World Trade Center.

Obama telah mengatakan ia percaya umat Islam berhak untuk membangun Islamic Center di sana, meskipun ia juga mengatakan dia tidak akan mengambil posisi apakah mereka benar-benar harus membangunnya.

Dalam jajak pendapat terpisah oleh majalah Time yang dilakukan Senin dan Selasa lalu - setelah komentar Obama tentang masjid ground zero - 24 persen mengatakan mereka mengira ia adalah seorang Muslim, 47 persen mengatakan mereka mengira ia adalah Kristen dan 24 persen tidak tahu atau tidak merespon.

Selain itu, 61 persen menentang pembangunan Islamic Center dekat lokasi Trade Center dan 26 persen mengatakan mereka menginginkan hal itu.

Jajak pendapat Pew menemukan bahwa sekitar tiga dalam 10 dari saingan politik sengit Obama, dari kubu Partai Republik dan konservatif, mengatakan dia adalah seorang Muslim.

Dan keyakinan itu meningkat secara signifikan dari tahun lalu dan jauh lebih tinggi dari keyakinan kubu Demokrat dan liberal yang mengatakan hal yang sama.

Bahkan di antara para pendukungnya, sejumlah besar yang mengatakan dia adalah seorang Kristen telah jatuh sejak 2009, dengan hanya 43 persen warga kulit hitam dan 46 persen dari Demokrat mengatakan dia adalah Kristen.

Di antara kalangan independen, 18 persen mengatakan Obama adalah Muslim - meningkat dari 10 persen tahun lalu.

Andrew Kohut, direktur Pew Research Center, mengatakan kebingungan sebagian kalangan mencerminkan "intensifikasi dari pandangan negatif tentang Obama di antara pengkritiknya."

Obama adalah anak Kristen dari seorang ayah Muslim Kenya dan seorang ibu asal Kansas. Dari usia 6 sampai 10 tahun, Obama tinggal di mayoritas Muslim Indonesia bersama ibu dan ayah tiri Indonesianya. Nama lengkapnya, Barack Hussein Obama.

Para pejabat Gedung Putih tidak memberikan komentar terhadap hasil survei, tetapi mereka meminta Pendeta Kirbyjon Caldwell dari Houston untuk memanggil The Associated Press.

Caldwell, yang menyatakan ia telah mengenal Obama selama bertahun-tahun, mengatakan presiden Obama adalah seorang Kristen yang berdoa setiap hari.

Enam dari 10 orang mengatakan Obama adalah seorang Muslim, mengatakan mereka mendapat informasi dari media, dengan porsi terbesar - 16 persen. Sebelas persen mengatakan mereka belajar dari perilaku dan kata-kata Obama.

Meskipun kebingungan tentang agama Obama, ada dukungan penting untuk bagaimana ia menggunakannya untuk membuat keputusan. (fq/cbs)


Source : eramuslim



Shared via AddThis

Keagungan Isteri Seorang Mujahid

Lelaki berumur enam puluh tahun itu memasuki rumahnya di Madinah. Nyaris tak mengenali lagi rumah yang pernah ditinggalinya itu. Ia menemukan rumah itu, saat menyusuri jalan-jalan di kota Madinah, yang sudah ramai.

Rumahnya yang sangat sederhana itu, pintunya agak terbuka, dan nampak lengang. Lelaki itu meninggalkan rumahnya, tiga puluh tahun lalu, dan waktu itu isterinya masih belia, dan menjelang melahirkan anak pertamanya.

Lelaki tua itu meninggalkan Medinah pergi berjihad ke negeri yang sangat jauh. Ia berangkat bersama pasukan muslimin. Membuka Bukhara dan Samarkand, dan sekitarnya, yang terletak di Asia Tengah. Begitu jauh perjalanan jihad bersama pasukan muslimin, mengarungi samudera padang pasir, menembus perjalanan beribu-ribu mil dari kota Madinah. Sungguh sangat luar biasa para mujahidin itu. Kepergiannya dengan tekad dan tawakal kepada Allah Azza wa Jalla.

Menjelang Isya’ dengan kuda yang dituganginya itu, prajurit tua itu, memasuki kota Madinah, yang masih ramai, dan melihat kehidupan yang tidak berubah, sesudah ditinggalkannya selama tiga puluh tahun. Namun, ingatannya yang tajam, akhirnya lelaki tua itu, menemukan rumahnya kembali, yang masih tampak sederhana, dan didapati pintunya sedikit terbuka. Kegembiraan menggelayut, dan merasa yakin bertemu dengan kembali dengan isterinya yang lama ditinggalkan itu.

Si penghuni rumah melihat ada orang yang masuk rumahnya, maka lelaki yang ada di atas, langsung melompat, dan turun sambil membentak lelaki tua yang datang itu, “Engkau berani memasuki rumah dan menodai kehormatanku malam-malam, wahai musuh Allah?”. Si penghuni rumah mencengkeram leher lelaki tua, seraya mengatakan, “Wahai musuh Allah, demi Allah aku takkan melepaskanmu kecuali di muka hakim”, sergahnya.

Lelaki tua yang baru datang itu berkata, “Aku bukan musuh Allah dan bukan pernjahat. Ini rumah milikku, kudapati pintunya terbuka lalu aku masuk”. Lelaki tua itu melanjutkan, “Wahai saudara-saudara, dengarkanlah. Rumah ini milikku, kubeli dengan uangku. Wahai kaum, aku adalah Farrukh. Tiadakah seorang tetangga yang masih mengenali Farrukh yang tiga puluh tahun lalu pergi berjihad fi sabilillah?”

Bersamaan itu, ibu si empunya rumah yang sedang tidur itu bangun oleh keributan, lalu menengok dari jendela atas dan melihat suaminya sedang bergulat dengan darah dagingnya sendiri. Lidahnya nyaris tak berucap. Dengan nada yang kuat berseru, “Lepaskan .. lepaskan dia, Rabiah … lepaskan dia, putraku, dia adalah ayahmu .. dia ayahmu … Saudara-saudara sekalian tinggalkan mereka, semoga Allah memberkahi kalian. Tenanglah, Abu Abdirrahman, dia putramu .. dua putramu .. jantung hatimu …

Lalu, Ar-Rabi’ah mencium tangan ayahnya. Orang-orang meninggalkan keduanya. Setelah itu, isterinya Ummu Rabi’ah menyambut suaminya dan memberi salam. Ummu Rabi’ah tak mengira bahwa ia akan bertemu kembali dengan suaminya yang pergi berjihad selama tiga puluh tahun itu.

Saat-saat bahagia antara Farrukh dengan Ummu Rabi’ah, terkadang duduk berdua, sambil bercerita keduanya selama berpisah tiga puluh tahun. Mereka mendapatkan kebahagiaan kembali, keduanya dapat bertemu, meskipun sekarang suaminya telah berumur enam puluh tahun. Namun, saat itu muncul kekawatiran dari Ummu Rabi’ah tentang uang yang pernah dititipkan oleh suaminya dahulu, dan ia harus menjaganya. Karena uang yang dititipkan suaminya itu, habis untuk membiayai pedidikan putranya senilai 30.000 dinar. “Percayakah Farrukh bahwa pendidikan putranya itu menghabiskan 30.000 dinar”, gumam Ummu Rabi’ah.

Selagi pikirannya mengelayut itu, tiba-tiba Farrukh, yang duduk disampingnya itu berkata, “Aku membawa uang 4.000 dinar. Ambillah uang yang akut titipkan kepadamu dahulu. Kita kumpulkan lalu kita belikan kebun atau rumah, dan akan kita ambil sewanya”, ucap Farrukh kepada Ummu Rabi’ah.

Pembicaraan terputus saat adzan datang. Farrukh bergegas menuju masjid, seraya menanyakan, “Mana Ar-Rabi’ah?’ Isterinya menjawab, “Dia sudah lebih dahulu berangkat ke masjid. Saya kira engkau akan tertinggal shalat berjama’ah”. Dia segera shalat, dan sesudah itu pergi ke Rhaudah mutharah, berdo’a di dekat makam Rasulullah, karena betapa rindunya dia dengan Rasulullah.

Saat mau meninggalkan masjid, begitu ramai orang yang sedang mengelilingi seorang ulama, yang belum pernah melihat sebelumnya. Mereka duduk melingkari Sheik itu. Sampai tak ada tempat yang kosong untuk dapat berjalan. Farrukh mengamati, ternyata orang-orang yang hadir, ada yang sudah lanjut usia, anak-anak muda, mereka semua duduk sambil menghamparkan lututnya. Semuanya menghadapkan pandangan kepada Sheikh.

Farrukh itu berusaha melihat wajah Sheikh yang luar biasa itu, tetapi tak dapat, karena begitu banyaknya orang yang mengelilinginya. Sampai saat majelis itu usai. Orang-orang meninggalkan masjid. Kemudian di tengah-tengah suasana yang sudah mulai sepi itu Farrukh bertanya kepada salah seorang yang masih tinggal di masjid itu.

Farrukh: “Siapakah Sheikh yang baru saja berceramah itu?”

Fulan: “Apakah anda bukan penduduk Madinah?”

Farrukh: “Saya penduduk Madinah”.

Fulan: “Masih adakah di Madinah ini orang yang tak mengenal Sheikh yang memberikan ceramah itu?”

Farrukh: “Maaf, saya benar-benar tidak tahu, karena saya sudah meninggalkan kota ini sejak 30 tahun yang lalu, dan baru kemarin tiba”

Fulan: “Tidak apa. Duduklah sejenak, saya akan menjelaskannya. Sheikh yang anda dengarkan ceramahnya itu adalah seorang tokoh tabi’in. Termasuk diantara ulama yang paling terpandang, dialah ahli hadist di Madinah, fuqaha dan imam kami, meksipun masih sangat muda”. Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Abu Hanifah, An-Nu’man, Yahya bin Sa’id Al-Anshari, Sufyan Tsauri, Abdurrahman bin Amru Al-Auza’I, Laits bin Sa’id dan lainnya”.

Farrukh: “Tetapi anda belum menyebutkan namanya?”

Fulan: “Namanya adalah Ar-Rabi’ah Ar-Ra’yi”.

Farrukh: “Namanya Ar-Rabi’ah Ar-Ra’yi?”

Fulan: “Nama aslinya Ar-Rabi’ah, tetapi para ulama dan pemuka Madinah biasa memanggilnya Ar-Rabi’ah Ar-Ra’yi. Karena setiap menjumpai kesulitan tentang nash dari Kitabullah yang tidak jelas, mereka selalu bertanya kepadanya”.

Farrukh: “Anda belum menyebutkan nasabnya?”

Fulan: “Dia adalah Ar-Rabi’ah putra Farrukh yang memiliki kunyah (julukan) Abu Abdurrahman. Tak lama dilahirkan setelah ayahnya meninggalkan Madinah sebagai mujahid fi sabilillah, lalu ibunya memelihara dan mendidiknya. Tetapi sebelum shalat tadi orang-orang ramai mengatakan ayahnya telah datang kemarin malam.”

Tiba-tiba meleleh air mata Farrukh, tanpa lawan bicaranya mengerti mengapa Farrukh melelehkan air matanya.

Sesampai di rumah isterinya Ummu Rabi’ah melihat suaminya meneteskan air matanya, dan bertanya kepada suaminya, Farrukh : “Ada apa wahai Abu Abdirrahman?” Suaminya menjawab : “Tidak ada apa-apa. Aku melihat putraku berada dalam kedudukan ilu dan kehormatan yang tinggi, yang tidak kulihat pada orang lain”, tukasnya.

Di ujung kehidupan itu, Ummu Rabi’ah bertanya kepada suaminya, “Menurutmu manakah yang lebih engkau sukai, uang 30.000 dinar, atau ilmu dan kehormatan yang telah dicapai putramu?”. Farrukh menjawab : “Demi Allah, bahkan ini lebih aku sukai dari pada dunia dan seisinya”, ucapnya.

Begitulah kisah generasi Tabi’in yang penuh kemuliaan, dan peranan seorang ibu yang ditinggal oleh suaminya berjihad ke negeri yang sangat jauh, selama tiga puluh, dan dapat mendidik putranya menjadi seorang ulama besar dan memiliki ilmu dan kehormatan yaitu Ar-Rabi’ah. Wallahu’alam.


Source : eramuslim



Shared via AddThis

Militer Muslim AS, Laksanakan Shalat di Kapel 'Campur Sari' Pentagon


Kurang dari 100 meter dari lokasi tempat pesawat terbang yang konon dibajak menabrak Pentagon, personil militer Muslim AS membawa sajadah mereka di sore hari kerja untuk melakukan shalat Ashar.

Sedangkan pada hari Jumat, seorang imam setempat melakukan layanan shalat jumat di Pentagon Memorial Chapel yang dibangun setelah serangan teror September 11, 2001, yang menewaskan 184 orang di markas militer AS.

Kapel, dengan jendela kaca berwarna, dan beralaskan karpet merah anggur , menyediakan tempat berdoa dan observasi agama bagi siapa saja apapun agama atau budaya.

Suasana tenang bersahabat dan budaya nondenominasional terjadi, kontras dengan perdebatan emosional terkait rencana untuk membangun sebuah pusat budaya Islam dan masjid yang berada dua blok dari ground zero di New York City.

Untuk para 'da'i' yang bekerja di kapel Angkatan Darat di seluruh dunia, toleransi dan keterbukaan merupakan dukungan dan persahabatan budaya militer.

"Apa yang terjadi di sini adalah normal," kata Pendakwa (Letnan Kolonel) Carleton W. Birch, jurubicara pendakwa Angkatan Darat AS.



Kapel Pentagon dibuka pada bulan November 2002 lalu sebagai bagian dari rekonstruksi kompleks tersebut dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan 9 / 11.

Di belakang altar, layar kaca berwarna besar menggambarkan Pentagon, elang dan bendera Amerika, dengan dua baris dari 184 keping gelas berwarna ruby-merah mewakili korban tewas ketika konon American Airlines Flight 77 menabrak gedung.

"United in Memory, September 11, 2001," tertulis di altar kapel.

Kapel berisi 80 kursi dan telah dijadwalkan secara rutin untuk pelayanan keagamaan di hari kerja, termasuk pengakuan dan misa Katolik, layanan Yahudi dan studi Torah, layanan Hindu, layanan Mormon dan layanan untuk denominasi Kristen lainnya, bersama dengan layanan shalat umat Muslim.

Rata-rata, 300-400 orang mengunjungi kapel setiap minggu, baik untuk mengambil bagian dalam pelayanan secara kelompok atau sendiri. Pejabat Angkatan Darat yang diwawancarai Rabu kemarin (18/8) mengatakan mereka tidak menyadari apakah ada yang pernah protes terhadap umat Muslim yang menggunakan kapel.

"Saya tidak pernah punya pertanyaan tentang hal itu selama empat tahun plus bekerja di Pentagon, kata juru bicara Angkatan Darat George Wright.

Budaya Angkatan Darat dari kebebasan beragama telah kembali ke Perang Revolusi, kata Wright, sembari menggambarkannya sebagai "sebuah tenda besar."

"Kami sangat toleran di sini tentang satu sama lain dan iman kami," katanya. "Kami tidak melacak orang-orang yang masuk kesini." (fq/cnn)


Source : eramuslim



Shared via AddThis

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share