__________________________

Note : Agar lancar...gunakan selalu "Google Chrome" fast browser untuk berkunjung ! (Download Google Chrome)

Cinema3satu - "Download Film Gratis"

Movies in MKV - "Download Film Gratis"

Sunday, September 5, 2010

Iran orders 99 lashes for woman facing execution, rights group says

An Iranian woman who'd already been condemned to death faces another sentence of 99 lashes because of a case of mistaken identity in a photograph, according to foes of the execution.

Iranian authorities imposed the sentence after they saw the photo of a woman without a head scarf in a newspaper, the International Committee Against Stoning, a human rights group, said Friday.

In an apology, The Times of London, which ran the photo on its front page on August 28, said the woman was wrongly identified as Sakineh Mohammadi Ashtiani, who had previously been sentenced to death by stoning for adultery.

The Times said the photo actually is of Susan Hejrat, a political activist living in Sweden.

Iranian law requies all women, regardless of their faith, to wear garments that cover their hair and bodies.

According to the Times, one of Ashtiani's former lawyers, Mohammed Mostafaei, gave the paper the photo.

Mostafaei told that he still thinks the photo may be of his former client.

The Times said Mostafei told it that Ashtiani's son, Sajjad, 22, had e-mailed him two photographs three months ago and told him both were of his mother.

"One was the widely used picture of Ms. Ashtiani with her face obscured by a chador [cloak], and the other was the one used by The Times ... That showed the full face of a woman," The Times said in a statement Friday.

Sajjad Ghaderzadeh wrote in an open letter that another lawyer sent the paper an authentic photo of his mother, but that it did not appear in the Times article. The letter was circulated by the International Committee Against Stoning on Friday.

"We do not know how that picture was originally obtained, nor to whom the picture belongs," Ghaderzadeh said in the letter.

"My mother has been called in to see the judge in charge of prison misdemeanors and he has sentenced our helpless mother to 99 lashes on false charges of spreading corruption and indecency by disseminating this picture of a woman presumed to be her [Sakineh] without hijab," he wrote.

A phone call to the Ministry of Foreign Affairs in Tehran early Sunday morning was not answered.

The Committee Against Stoning said Friday that "it is Mr. Mostafaei's responsibility to provide an explanation as to why he has disseminated [a] counterfeit photo and information regarding Sakineh's case; his action has only led to increased pressure on Sakineh and her family."

"We strongly condemn this barbaric new sentence of 99 lashes imposed by the Islamic Republic against Sakineh and we demand that this sentence be abandoned immediately," said the committee.

Mostafei told that Ghaderzadeh three months ago gave him two photos -- one of Ashtiani wearing a hijab (covering) and one without it, Mostafei said.

The lawyer said he immediately released the photo of Ashtiani wearing the chador and sent the Times the photo of her without the hijab more recently.

Asked about whether the photo printed by the Times is of Ashtiani, Mostafei said, "In my opinion it is Ms. Ashtiani. It was given to me by her own son. If it is not indeed her, it looked just like her. She was wearing religious clothes in the photo, she had the same face, same everything."

Ashtiani was sentenced to death by stoning after she was convicted of adultery. Iranian judicial authorities say a final verdict in her case has not yet been made, ISNA news agency reported recently. In July, Iran's judiciary said the case was under review.

Ashtiani, who is being held in Tabriz, Iran, no longer has visitation rights, the family told.

The Committee Against Stoning has said that Iran announced she will not be executed during the Muslim holy month of Ramadan, which ends around September 9. Iran's judiciary could reinstate her sentence of death by stoning, execute her by other means, or possibly grant her a reprieve, according to human rights groups.

Iran's Judiciary High Council of Human Rights indicated that evidence shows the allegations against Ashtiani "have been proved right" and that Iran's judiciary operates independently as other justice systems do, the semi-official Iranian Student's News Agency reported.


Source : CNN

Di Dublin, Tony Blair Dilempari Telur Dan Sepatu

Para demonstran anti-perang melemparkan sepatu dan telur kepada Tony Blair ketika ia berada di Dublin untuk penandatanganan buku memoirnya, hari Sabtu (4/9) kemarin.

Para demonstran meneriakkan kepada Blair bahwa tangannya "berlumuran darah."

Sepatu, telur dan proyektil lainnya dilemparkan ke arah Blair saat ia keluar dari mobil, walaupun tidak ada yang tepat mengenainya.

Dalam acara itu sendiri pihak keamanan tampaknya lebih banyak daripada pembeli bukunya. Sekitar 200 orang pembeli diminta untuk menyerahkan tas dan ponsel mereka sebelum masuk ke toko buku Eason's.

Beberapa pengunjuk rasa, yang ditahan di belakang barikade, bentrok dengan polisi, dan setidaknya ada dua penangkapan.

Blair menghabiskan sekitar dua jam di toko itu sebelum muncul teriakan dan telur-telur dilemparkan.

Dalam bukunya, Blair mengatakan bahwa dia tidak menyesali keputusannya untuk terlibat perang bersama Amerika.

Rencananya, dia akan menyumbangkan semua hasil penjualan buku tersebut untuk amal bagi para tentara yang terluka.

Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada hari Sabtu kemarin, Blair menolak klaim bahwa invasi ke Irak dan Afghanistan telah meningkat radikalisasi Islam.

Blair mengatakan kepada BBC World Service "ancaman terbesar dalam keamanan internasional adalah gerakan radikal ini dalam skala yang lebih luas, karena saya pikir ini agak mirip dengan komunisme revolusioner."

Dirilis minggu ini, buku Blair berjudul A Journey adalah terbitan Amazon dan terlaris di Britania, dan telah masuk menjadi 10 besar buku yang banyak terjual. Blair sendiri mendapatkan bayaran sekitar $6,77 juta untuk penulisan buku ini. (sa/ap)


Source : eramuslim

Blackwater Gunakan Banyak Nama Palsu Untuk Menang Tender Jasa Keamanan

Perusahaan jasa keamanan swasta AS Xe Services, sebelumnya dikenal sebagai Blackwater, telah membuat sedikitnya 30 anak perusahaan palsu untuk memenangkan jutaan dolar tender dalam transaksi dengan pemerintah, laporan mengatakan.

Perusahaan yang memperoleh ketenaran karena membunuh warga sipil tidak bersenjata di Irak tersebut, sekarang menggunakan anak perusahaan palsu dengan banyak nama untuk merebut afiliasi bisnis dengan pemerintah, The New York Times melaporkan pada hari Jumat lalu.

Menurut koran itu, setidaknya tiga anak perusahaan palsu Blackwater tersebut telah memenangkan tender jasa keamanan berkaitan dengan Angkatan Darat AS dan CIA.

Senator Carl Levin, ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, telah mendesak Departemen Kehakiman untuk menyelidiki apakah Blackwater telah menyesatkan pemerintah saat menggunakan anak perusahaan palsu mereka untuk mendapatkan kontrak-kontrak pemerintah, menurut New York Times.

Levin menyadari bahwa Blackwater telah melakukan segalanya untuk memenangkan kontrak pemerintah yang menguntungkan mereka meskipun tuduhan kriminal dan kritik terus melanda perusahaan itu akibat insiden 2007 berdarah di Irak.

Perusahaan jasa keamanan swasta yang berbasis North Carolina itu menembaki secara membabi buta terhadap warga sipil Irak pada bulan September 2007, menewaskan 17 warga sipil di Irak pada tahun 2007.

Meskipun adanya penolakan Kongres, perusahaan telah berhasil mendapatkan kontrak 100-juta dolar dengan CIA untuk memberikan keamanan untuk agen CIA di Afghanistan.

Paling tidak dua perusahaan yang berafiliasi dengan Blackwater, XPG dan Greystone, menerima kontrak rahasia dari CIA untuk memberikan keamanan bagi agen CIA, The New York Times mengutip pernyatan mantan pejabat Blackwater.(fq/prtv)


Source : eramuslim

Mari Ngakak


DI jamin agan2 bakal



pake laser gan




dia pikir bisa membal ke atas kali yah, eh malah membal ke tembok
Source : Kaskus
Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share