__________________________

Note : Agar lancar...gunakan selalu "Google Chrome" fast browser untuk berkunjung ! (Download Google Chrome)

Cinema3satu - "Download Film Gratis"

Movies in MKV - "Download Film Gratis"

Showing posts with label Alam. Show all posts
Showing posts with label Alam. Show all posts

Wednesday, August 11, 2010

Asteroid Setara 100 Bom Nuklir Ancam Bumi

NASA sedang memperjuangkan dana eksplorasi asteroid 1999 RQ36 yang mengancam Bumi.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang mempertimbangkan mengirimkan satelit tak berawak ke asteroid yang berpotensi menubruk Bumi.

Sasarannya adalah asteroid 1999 RQ36 -- yang punya peluang 1:1.000 menabrak Bumi sebelum tahun 2200. Ini tak main-main, meski peluang tak besar, jika asteroid itu menubruk Bumi, kerusakannya setara 100 bom nuklir yang diledakan sekaligus.

Berdasarkan analisa orbit asteroid itu, kemungkinan besar asteroid 1999 RQ36 akan menubruk Bumi pada 24 September 2182 -- para ilmuwan ingin mengumpulkan sample batu asteroid untuk membantu memperkirakan lintasannya secara lebih akurat.

Jika rencana NASA mendapatkan 'lampu hijau', satelit akan diluncurkan pada 2016 untuk memetakan dan mengumpulkan sampel asteroid -- yang lebarnya 1.800 kaki atau sekitar 548,64 meter.

Proyek pengiriman satelit yang disebut 'OSIRIS-Rex' adalah satu dari dua 'finalis' dalam kompetisi untuk mencari pendanaan.

Pesaingnya adalah misi pendaratan di Planet Venus. Kedua proyek ini akan dibahas dalam lokakarya dua hari di Washington, yang dimulai Selasa 10 Agustus 2010. Proyak mana yang didahulukan akan diumumkan tahun depan.

NASA telah resmi mengklasifikasikan RQ36 sebagai asteroid 'berbahaya' saat ia melintas 280.000 mil dari Bumi. Dengan jaraknya yang makin mendekat dengan Bumi, asteroid ini lebih terjangkau dari yang lain.

Michael Drake, pimpinan proyek OSIRIS-Rex mengatakan, "menjadi asteroid yang paling gampang dijangkau berarti juga paling mungkin menabrak Bumi," demikian dimuat lamanTelegraph.

Sementara, Clack Chapman, ilmuwan planet di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado mengatakan dampak RQ36 adalah ledakan dahsyat yang menghancurkan.

"Akan sangat dahsyat, seperti 100 bom nuklir kuat meledak secara bersamaan, menciptakan kawah yang lebarnya sekitar 10 kilometer," tambah dia.

Panel pakar yang ditunjuk oleh Presiden, Barack Obama telah menyarankan, program ruang angkasa NASA masa depan harus melampaui Bulan. Ilmuwan lebih menyarankan misi pendaratan ke asteroid -- yang nyata mengancam Bumi.

Sementara, Badan Antariksa Eropa, European Space Agency pada 2008 mengumumkan, mereka akan memilih sebuah asteroid kecil, kurang dari 0,6 kilometer, di dekat Bumi dan mengirim sebuah pesawat ruang angkasa untuk mengebor untuk debu dan puing-puing yang akan dianalisis.

Source : vivanews



Shared via AddThis

Sunday, June 27, 2010

Fenomena Petir Pencabut Nyawa

Walau sudah zaman teknologi tinggi, masih saja ada orang tewas hanya gara-gara tersambar petir. Fenomena alam ini rupanya tak pilih korban. Tak hanya anak desa, seorang pejabat di Batam pun pernah roboh tersambar. Awas, di musim hujan ini “mereka” tengah gentayangan mengincar korban.

Fenomena Alam Pencabut Nyawa
Kedengarannya memang ironis. Walau sebentar lagi umat manusia akan memasuki era millennium ketiga yang amat sarat dengan teknologi dan kebudayaan tinggi, masih saja ada tragedi yang mengingatkan kita pada zaman para dewa. Dahulu kala, menurut legenda Yunani, konon Bumi ini dikuasai sejumlah dewa, di antaranya adalah Zeus, Dewa Petir. Ia bisa menghukum siapa saja dengan petir yang bisa dilecut dari tangannya. Tiada ampun bagi korbannya.

Begitulah legenda. Namun lepas dari semua itu, kasus orang tersambar petir ternyata masih terjadi pada masa yang telah begitu modern ini. Terlebih naif sendiri, setelah lebih dari empat abad Benjamin Franklin menaklukkan petir dengan layang-layang yang digantungi kunci itu. Dalam hal ini, para pembaca budiman mungkin masih ingat dengan musibah yang dialami seorang pejabat di Batam beberapa tahun lalu ketika sedang mengayunkan stick golf-nya. Tanpa dinyana ia langsung roboh setelah sebuah petir menyambarnya.

Selain itu, tentunya masih segar dalam ingatan kita betapa menyedihkan nasib tiga dari delapan anak dari Kampung Parigi Kecamatan Pondok Aren, Tangerang, Jawa Barat, yang pada suatu sore (9/10) tengah bermain di sebuah persawahan. Mereka tewas seketika dengan tubuh hangus, juga akibat sambaran petir. Sore itu, seperti biasa mereka berhamburan meneduh ke sebuah gubuk yang ada di tengah persawahan begitu hujan tiba-tiba turun. Mereka pun tak pernah menaruh syak wasangka ketika petir mulai menyambar-nyambar, hingga suatu ketika sebuah di antaranya “terkirim” tepat mengenai gubuk tempat mereka meneduh. Rohmin, Uslani, dan Solihin langsung terjungkal tewas dengan tubuh hangus terbakar. (Kompas, 12/10)
Di rumah sakit Ashobirin, selagi masih dirawat akibat shock, Usriandi kakak Uslani yang sama-sama ikut berteduh di gubuk nahas itu, menceritakan kegetiran yang terjadi. “Ketika itu hujan memang deras. Tiba-tiba saja petir menyambar dan saya segera tak sadarkan diri.”

Umumnya petir-petir pencabut nyawa ini memang mengincar korban yang tengah “bercanda” di wilayah datar yang terbuka. Di negara yang sudah terbilang maju sekalipun, seperti di Inggris, kasus petir makan korban juga masih terjadi. Salah satu kasus terjadi pada 14 September beberapa tahun lalu. Ketika itu seorang pria dewasa yang tengah melintas Taman Finsbury, London, tiba-tiba terpental ketika sebuah petir menyambarnya. Seperti juga korban lainnya, ia tewas seketika dengan tubuh terbakar.

Terdorong rasa ingin tahu yang mendalam, seorang fisikawan lalu melakukan penelitian terhadap tubuh korban. Menurut pengamatannya, pola lintasan arus listrik yang begitu tinggi dari sang petir nampak mengikuti jalur pembuluh darah vena. “Lintasannya mulai dari leher atas bahu sebelah kanan lalu melintas dada hingga rongga perut depan bagian bawah. Pola yang terjadi memang tak selalu demikian, namun nampaknya listrik petir mencari bagian tubuh yang memiliki resistensi rendah,” ujarnya.

1.000.000 Volt
Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa dengan medan listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi. Di alam sekitar kita, petir biasa terjadi pada awan yang tengah membesar menuju awan badai (Cumulonimbus). Sedemikian raksasanya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya. Dan, sebagai akibat udara yang terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik itu juga akan menimbulkan suara yang menggelegar, bunyi yang kemudian biasa kita sebut geluduk, guntur, atau halilintar. Dalam musim penghujan seperti saat inilah awan-awan jenis ini banyak terbentuk.

Di lain kesempatan, ketika akumulasi muatan listrik dalam awan tersebut telah membesar dan stabil, lompatan listrik (eletric discharge) yang terjadi pun akan merambah massa bermedan listrik lainnya, dalam hal ini adalah Bumi. Penghubung yang “digemari”, merujuk Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan, pohon, atau tiang-tiang metal berujung lancip.

Memang belum pernah ada ilmuwan yang pernah menekuni langsung bagaimana terjadinya fenomena alam ini. Namun, mereka menduga hingga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif; di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa berlontaran.

Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter. Bayangkan betapa mengerikannya jika lompatan bunga api ini mengenai tubuh makhluk hidup!

Akibat kondisi tertentu, Bumi yang cenderung menjadi peredam listrik statis, bisa pula ikut berinteraksi. Hal ini dimungkinkan jika pada suatu luasan tertentu terjadi pengkonsentrasian listrik bermuatan positif. Apakah itu di bawah bangunan atau pohon. Ketika beda muatan antara dasar awan dengan ujung bangunan/pohon sudah mencapai batas tertentu, akan menjadi suatu kejadian lumrah jika kemudian terjadi perpindahan listrik. Maka secara fisik kita akan melihatnya sebagai petir menyambar bangunan atau pohon. Muatan yang begitu besar selanjutnya akan segera menyebar ke seluruh bagian bangunan/pohon, untuk kemudian menjalar ke tanah dan ternetralisasi pada kedalaman yang mengandung air tanah.

Kondisi seperti itu sudah pasti amat berbahaya bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Jika sambarannya tak terlampau kuat, korbannya paling hanya mengalami cedera dan/atau shock. Namun jika serangannya kuat, seperti dialami tiga orang anak dari Kampung Parigi itu, korbannya akan tewas seketika karena selain terbakar ia akan menjadi “penghantar” listrik yang besarnya mencapai ribuan volt.

Kemajuan teknologi sebenarnya telah memungkinkan cara-cara pengendalian arus listrik yang begitu besar dari langit itu. Yakni, dengan penangkal petir di mana arus listrik yang begitu besar ditangkap sebuah atau sejumlah pucuk tembaga runcing lalu dialirkan lewat “jalan tol” berupa kawat tembaga yang terpasang di sisi bangunan dan langsung dibawa menuju air tanah.

Menurut penelitian, daerah serbuan petir sendiri tak selamanya merupakan daerah yang dinaungi awan-awan besar. Sejumlah kasus menunjukkan bahwa suatu daerah pernah mendapat sambaran petir hebat meski langit di atasnya bersih dari awan. Contoh paling ekstrem yang pernah dicatat terjadi di Hereford, Inggris. Suatu ketika sebuah petir kuat menyerbu sebuah gedung setelah petir ini menempuh perjalanan sekitar lima mil dari “pusatnya”. Dari kejauhan sejumlah saksi melihatnya sebagai pemandangan yang begitu indah sekaligus mengerikan. (Handbook of Unusual Natural Phenomena, 1986).

Itu sebabnya di musim hujan kita lebih baik tak usah bermain-main di wilayah terbuka atau bernaung di bawah pohon pada saat hujan. Ini semata-mata untuk menghindar dari kemungkinan yang tak diinginkan. Sebab, kita tak pernah bisa menduga apakah tanah yang sedang kita pijak telah berpotensi menjadi penarik petir atau tidak.


Source I : http://misteri-us.blogspot.com/2010/04/fenomena-petir-pencabut-nyawa.html



Shared via AddThis
Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share