__________________________

Note : Agar lancar...gunakan selalu "Google Chrome" fast browser untuk berkunjung ! (Download Google Chrome)

Cinema3satu - "Download Film Gratis"

Movies in MKV - "Download Film Gratis"

Sunday, August 15, 2010

Tragedi Aisyah - Pengalihan Isu Kekalahan Amerika di Afghan?

Tuduhan propaganda majalah Time bahwa pejuang Taliban berada di balik pemotongan hidung dan telinga dari Aisyah, seorang wanita Afghanistan tanpa hidung utuh yang menjadi sampul majalah tersebut dibantah oleh juru bicara kelompok Taliban di situs Emarat Islam Afghanistan yang di posting pada Sabtu lalu.

Pernyataan juru bicara kelompok taliban mengatakan bahwa majalah Time tengah berbohong ketika menuduh kelompok tersebut memotong hidung dan telinga Aisyah, 18 tahun, setelah dia melarikan diri dari provinsi Uruzgan selatan tahun lalu.

Taliban menyebut hal itu sebagai propaganda putus asa untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari kekelahan Amerika dan sekutunya yang sangat jelas dan memalukan.

Mereka juga mengutuk kebiadaban yang menimpa Aisyah dan menyebut tindakan itu sebagai hal yang tidak manusiawi dan tidak Islami.

Pernyataan itu melanjutkan dengan menunjukkan bahwa menurut hukum Islam, "pemotongan telinga dan hidung manusia, apakah manusia itu masih hidup atau mati adalah ilegal dan dilarang."

Berita Tentang Tragedi Aisyah di Vivanews adalah sebagai berikut :

Quote:
VIVAnews - Majalah terkemuka TIME, yang akan terbit 9 Agustus 2010, memuat foto yang mengerikan. Gambar tragis seorang perempuan muda Afghanistan berusia 18 tahun, Aisha.

Dengan kulitnya yang terang, juga rambut panjangnya yang panjang, hitam, dan bergelombang, Aisha akan terlihat menonjol, meski berada di tengah keramaian.

Itu dulu. Aisha kini memang masih mampu jadi pusat perhatian, tapi dengan alasan berbeda. Karena kini dia mengerikan.

Aisha adalah korban kebiadaban Taliban, hidung dan telinganya dimutilasi, dipotong oleh suaminya sendiri. Demikian dimuat situs Daily Mail, Selasa 3 Agustus 2010.

Kisah tragis itu terjadi sebelum tengah malam. Militer Taliban menggedor pintu dan memerintahkan hukuman atas diri Aisha karena dia melarikan diri dari rumah suaminya.

Aisha memohon ampun dan menjelaskan bahwa suaminya memperlakukannya seperti budak. Ia hanya punya dua pilihan, bertahan dan mati, atau melarikan diri. Aisha memilih opsi kedua.

Namun, penjelasan itu tak digubris komandan Taliban setempat. Lalu, adegan mengerikan terjadi. Kakak iparnya memeganginya, lalu suaminya sendiri mengeluarkan pisau.

Pertama, dua telinga Aisha dipotong. Lalu pria itu dengan tega memotong hidung istrinya sendiri, Aisha.

"Ini bukan kejadian 10 tahun lalu. Kisah tragis ini baru terjadi tahun lalu," demikian dimuat dalam situs TIME, 29 Juli 2010.

Aisha kini berada di sebuah lokasi persembunyian rahasia di Kabul. Dia menentang keras pemerintah Afghanistan yang mempertimbangkan mengakomodasi Taliban dalam politik.
"Mereka yang melakukan kekejaman ini, aku korbannya. Bagaimana bisa ada rekonsiliasi dengan Taliban," kata Aisha, sambil memegang wajahnya.

Aisha bersedia dipotret untuk menunjukkan pada dunia apa yang dilakukan Taliban pada warga Afghanistan, dan terutama kaum perempuan.

Redaktur Pelaksana TIME, Richard Stengel menjelaskan alasan mengapa pihaknya memuat sampul kontroversial itu.

Kata dia, butuh waktu panjang dan energi besar untuk memutuskan memuat foto Aisha. Salah satunya, adalah memastikan keselamatan perempuan malang itu. Aisha adalah simbol harga mahal yang dibayar perempuan Afghanistan atas ideologi represif Taliban.

Juga memikirkan efeknya jika sampul ini dilihat anak kecil. "Kami telah berkonsultasi dengan beberapa psikolog anak terkait potensi buruk jika gambar ini dilihat anak kecil."

Beberapa psikolog mengatakan ini bagian dari gambaran kekerasan di media. "Namun, Dr Michael Rich, Direktur Pusat Media dan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Anak Boston, mengatakan gambar ini adalah simbol kejadian tragis yang bisa terjadi pada setiap orang."

"Kami meminta maaf pada pembaca yang keberatan dengan pemuatan gambar ini. Kami mengundang komentar pembaca soal dampak foto ini."

"Namun, sekali lagi, hal buruk bisa terjadi pada setiap orang, ini adalah tugas kami [jurnalis] untuk menguak dan menjelaskannya pada publik," tambah Stengel. (umi)
Berikut pernyataan Taliban yang dimuat di situs Emirat Islam Afghanistan.
Quote:
25 Sya'ban, 1431 H, Sabtu, 07 Agustus, 2010

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Majalah Time baru-baru ini menerbitkan sebuah gambar dari seorang wanita Afghan, Aisha, dan menggambarkan cerita nya yang mengerikan yang dihubungkan dengan Taliban dengan judul "wanita Afghan dan kembalinya Taliban.

Emirat Islam Afghanistan menolak pemalsuan oleh orang-orang Amerika ini, yang menerbitkan kebohongan ini untuk mengalihkan perhatian rakyat dari kekalahan mereka yang sangat jelas dan memalukan.

Propaganda putus asa oleh majalah Time ini memperlihatkan bahwa media dunia akan pergi untuk menyenangkan Amerika, meski dengan biaya integritas Jurnalistik mereka.

...Emirat Islam Afghanistan menolak pemalsuan oleh orang-orang Amerika ini, yang menerbitkan kebohongan ini untuk mengalihkan perhatian rakyat dari kekalahan mereka yang sangat jelas dan memalukan..

Gambar yang diterbitkan oleh majalah Time dan cerita barbar keliru yang menyudutkan Emirat Islam ini tidak hanya salah, tetapi penerbitan gambar ini juga bertentangan dengan moral dan etika jurnalisme profesional. Banyak wartawan di seluruh dunia telah mengutuk tindakan majalah Time ini dan menyebutnya sebagai kejahatan terhadap jurnalisme.

Sejauh kisah Aisyah yang bersangkutan, Emirat Islam Afghanistan telah mengutuk kebiadaban ini, tindakan yang tidak manusiawi, tidak Islami dan menyatakan bahwa kasus ini tidak pernah diteruskan ke pengadilan atau orang-orang di Emirat Islam Afganistan.

Emirat Islam Afganistan menggunakan hukum Syariah untuk memecahkan setiap masalah hak internal atau manusia. Hukum Syariah mempromosikan perdamaian dan keadilan kepada masyarakat, bukan kebencian dan kekejaman.

..Dalam banyak hadist dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, pemotongan hidung, telinga dan bibir dari orang kafir yang telah mati adalah dilarang, jadi bagaimana mungkin Emirat Islam Afghanistan melakukan tindakan ini, terutama ketika orang-orang itu masih hidup dan seorang Muslim..

Dalam hukum Islam yang suci, pemotongan telinga dan hidung manusia, apakah manusia itu masih hidup atau telah mati adalah ilegal dan dilarang. Dalam banyak hadist dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, pemotongan hidung, telinga dan bibir dari orang kafir yang telah mati adalah dilarang, jadi bagaimana mungkin Emirat Islam Afghanistan melakukan tindakan ini, terutama ketika orang-orang itu masih hidup dan seorang Muslim. Menurut hukum Syariah jika seseorang melakukan perbuatan keji ini, hal yang sama akan dilakukan kepada penjahat yang telah mengabadikan tindakan ini.

Kami bersimpati dengan saudara kita Aisyah dan menyebut tindakan mengerikan ini sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan melawan hukum Syariah.

Kami menghimbau majalah Time dan media barat lainnya untuk berhenti menginjak-injak prinsip-prinsip moral mereka sendiri, hanya untuk menyembunyikan dan mengalihkan perhatian orang dari kekalahan militer dan politik Amerika dengan menerbitkan pemalsuan tersebut.

Kami juga meminta media Afghanistan untuk menghentikan penyebaran kebohongan dari kebencian media barat terhadap Islam dengan menjadi penerjemah mereka. Jurnalisme adalah tugas penting, sehingga tidak boleh digunakan untuk menyebarkan kerusakan.
Kuat dugaan foto-foto yang dimuat di majalah TIME tersebut adalah rekayasa.

Source : vivanews


Shared via AddThis

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails
Bookmark and Share