Direktur Eksekutif Center Indonesian Reform (CIR), Sapto Waluyo, melayangkan kritik keras terhadap sepak terjang Densus 88 di Medan.
Menurutnya, penyergapan terduga teroris di Medan sangat bermasalah. Hal ini karena terduga teroris sama sekali tidak sedang melakukan perlawanan. Bahkan, sedang shalat Maghrib.
”Sangat mencolok ambiguitas Densus 88 saat terungkap bagaimana terjadinya penyergapan kepada para tersangka,” ujar Sapto.
Menurutnya, dalam penyergapan yang bermasalah itu, tersangka ternyata tidak melakukan perlawanan seperti yang disampaikan polisi selama ini. Bahkan, sedang shalat.
”Mengapa harus ditembak mati? Apa bahayanya?” tanya Sapto.
Menurutnya, tragedi ini mengingatkan kita dengan penyerbuan terhadap tersangka teroris yang bernama Ibrahim di Temanggung beberapa waktu lalu.
”Dan ini terulang lagi di Medan!” tegas Sapto dengan nada keras.
Karena itu menurutnya, DPR harus melakukan evaluasi total Densus 88 via Pansus, sejalan terbentuknya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme,” ucap Sapto. mnh
Source : eramuslim
No comments:
Post a Comment