Michael Ware, wartawan yang bekerja sebagai koresponden untuk jaringan media AS, CNN harus melewati masa-masa berat untuk memulihkan dirinya dari stress pascatrauma setelah menyaksikan sendiri kebrutalan yang dilakukan tentara-tentara AS terhadap seorang bocah Irak.
Pada Radio Australia, Ware menceritakan peristiwa yang terjadi pada tahun 2007 itu dan berhasil ia rekam di kameranya. Saat itu, Ware sedang meliput ke sebuah desa di pedalaman Irak yang dicurigai tentara AS sebagai basis para militan Al-Qaida. Ketika Ware memasuki sebuah rumah, ia melihat seorang bocah lelaki mendekati rumah itu. Bocah itu, menurut cerita Ware, membawa senjata untuk perlindungan.
"Bocah itu mendekati rumah dan tentara-tentara AS yang mengawasi bocah itu dari belakang, salah satu dari mereka menarik pelatuk dan menembak kepala belakangnya," tutur Ware.
Meski kena tembak di bagian kepala, Ware mengatakan bahwa bocah itu masih hidup. "Kami semua mendengar napasnya tersengal dan menyaksikan bocah itu kesakitan selama 20 menit, dan akhirnya ia meninggal," sambung Ware. Nampaknya, selama 20 menit itu, tentara-tentara AS tidak berusaha memberikan pertolongan pada bocah Irak yang malang itu.
Pada Radio Australia, Ware mengungkapkan bahwa ketika ia mengirimkan berita dan rekaman kebrutalan tentara-tentara AS itu ke CNN tempatnya bekerja, pihak CNN menolak mengudarakan rekaman itu dengan alasan terlalu sadis untuk ditayangkan dan disaksikan pemirsa.
Ware sendiri yang bekerja untuk CNN sejak tahun 2006, mundur dari CNN pada April 2010. Ia mengaku kecewa CNN tidak menayangkan fakta yang membuktikan kebrutalan tentara AS di Irak sementara ia sendiri merasa tertekan setelah menyaksikan peristiwa itu dan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya. (ln/prtv)
Source : eramuslim