Seorang pejabat senior Taliban Afghanistan telah memperingatkan akan adanya sebuah serangan terhadap Belanda jika pemerintah Belanda yang baru mengimplementasikan agenda anti-Islam Geert Wilders, lapor surat kabar Volkskrant Senin (18/10).
"Jika Belanda menjaga atau mengintensifkan kebijakan anti-Islam, maka dapat dipastikan bahwa Belanda akan menjadi target serangan oleh kelompok jihad," kata Zabiullah Mujahid, jurubicara Taliban, kutip surat kabar atas pernyataannya.
"Jika dia (Wilders) berhasil memanipulasi parlemen Belanda untuk meloloskan undang-undang anti-Islam yang lebih banyak ... tidak ada keraguan bahwa umat Islam dari negara-negara lain akan mengambil tindakan untuk membantu saudara muslim mereka di sana," kata Mujahid.
Dia menambahkan bahwa Taliban sangat berhati-hati dalam hubungan dengan Belanda karena Belanda adalah negara pertama yang memutuskan untuk menghentikan pendudukan terhadap negara Afghanistan.
Sengketa atas kelanjutan bantuan militer Belanda ke Afghanistan menyebabkan runtuhnya pemerintah koalisi sebelumnya pada bulan Februari lalu, dan selanjutnya menyebabkan penarikan pasukan Belanda dari Afghanistan setelah empat tahun berada di negara itu.
Wilders, yang berkampanye untuk "menghentikan Islamisasi di Belanda", diajukan ke pengadilan pada tanggal 4 Oktober lalu atas pidatonya yang menyebut Islam "fasis" dan menyamakan Al-quran dengan bukunya Hitler "Mein Kampf".
Partai Kebebasan Wilders telah menandatangani perjanjian untuk memberikan sebuah pemerintahan minoritas baru, berupa pemerintah koalisi sayap kanan Kristen Demokrat dan kubu liberal dengan suara yang mereka butuhkan di parlemen sebagai imbalan atas satu suara dalam pembentukan kebijakan.
Perjanjian tersebut berkomitmen untuk pembentukan pemerintahan baru, diresmikan Kamis pekan lalu, dengan suatu kebijakan imigrasi yang keras yang akan mencakup pelarangan burqa dan langkah-langkah untuk mengurangi jumlah imigran muslim secara tajam.(fq/afp)
Source : eramuslim
No comments:
Post a Comment