Sekitar 500 anak telah lahir dari pejuang Al-Qaidah di pegunungan bagian utara Aljazair, menurut ketua komisi rekonsiliasi nasional negara itu, Marwan Azzi.
Anak-anak itu saat ini berusia antara lima hingga 15 tahun, lahir kemudian bersembunyi di pegunungan terjal dan wilayah Kabylie Aljazair, menurut Azzi.
"Komisi kami telah menerima 100 file pada kasus-kasus ini dan sejauh ini kami telah berhasil mendapatkan 37 pasangan yang menikah dalam rangka untuk melegitimasi anak yang lahir di pegunungan," Azzi mengatakan kepada harian Al-Quds al-Arabi.
Pada 1990-an, orang tua anak-anak generasi pertama berjuang untuk kelompok Islam bersenjata Aljazair kemudian kelompok tersebut berubah menjadi Kelompok Salafi Jihadi.
Dan pada tahun 2007 mereka membentuk Organisasi Al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM).
Banyak ayah dari anak-anak keturunan Al-Qaidah itu sekarang telah meletakkan senjata mereka dan menyerahkan diri kepada pihak berwenang Aljazair, mengambil keuntungan dari sebuah amnesti pemerintah, kata Azzi.
Aljazair telah didera oleh perang saudara yang brutal pada tahun 1990-an setelah pemilu dimenangkan oleh sebuah partai Islam yang dibatalkan oleh pemerintah. Dan sejak itu Aljazair dilanda perang berkelanjutan antara kelompok Islam dan pemerintah sekuler Aljazair.
Sejak musim semi 2007, ketika dua bom bunuh diri di Aljir diklaim dilakukan oleh AQIM yang menewaskan lebih dari 30 orang, tentara telah melakukan operasi luas di Kabylie dalam upaya untuk menekan Al-Qaidah.
Sekitar 2.500 Islamis yang dirilis di bawah amnesti tahun 2005 banyak dari mereka telah kembali ke kelompok-kelompok pejuang di Aljazair, menurut laporan intelijen.(fq/adnkronos)
Source : eramuslim
No comments:
Post a Comment