Sekitar dua ribu pemukim Yahudi berduyun-duyun ke pemukiman Revava di wilayah Tepi Barat dengan membawa bahan-bahan bangunan dan peralatan bangunan. Mereka kembali membangun pemukiman ilegal yang dibangun di atas wilayah Palestina menyusul berakhirnya masa pembekuan aktivitas pembangunan pemukiman ilegal Israel pada Minggu (26/9) malam.
Selain di pemukiman Revava, para pemukim Yahudi juga kembali melanjutkan aktivitas pembangunan pemukiman di Harhuma di dekat kota Betlehem, selatan Tepi Barat.
Israel menyatakan membekukan pembangunan pemukiman ilegalnya selama 10 bulan di Tepi Barat setelah menuai kecaman dunia internasional, karena pembangunan pemukiman ilegal itu dinilai telah menghambat upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina. Sekutu Israel, AS yang belakangan menjadi mediator negosiasi perdamaian Israel-Palestina bahkan sudah meminta agar Israel memperpanjang pembekuan itu untuk memperlancar proses negosiasi.
Namun Israel kembali membuktikan bahwa rezim Zionis ini tidak berniat untuk berdamai atau melanjutkan "moratorium" itu, dan sengaja membiarkan para pemukim Yahudi melanjutkan pembangunan pemukiman-pemukiman yang berada di wilayah Palestina di Tepi Barat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menginstruksikan menteri-menterinya untuk tidak mengeluarkan pernyataan terkait isu pemukiman tersebut.
Organisasi HAM di Israel Peace Now awal bulan ini mengungkapkan, jika Israel tidak melanjutkan moratorium pembekuan pembangunan pemukiman ilegal Yahudi, jumlah pemukiman Yahudi di Tepi Barat akan bertambah sekitar 13 ribu unit. Itu artinya, penjajahan Israel atas wilayah Palestina di Tepi Barat makin meluas dan makin tak terkendali.
Kebebalan Israel yang membiarkan pembangunan pemukiman ilegal di wilayah Palestina diprediksi akan kembali memicu ketegangan di Tepi Barat dan buntunya negosiasi damai. Presiden Palestina Mahmud Abbas sudah menegaskan tidak bersedia melanjutkan negosiasi jika Israel tetap melanjutkan aktivitas pembangunan pemukiman ilegal. Hal serupa ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa.
Moussa di sela-sela sidang tahunan Dewan Umum PBB kemarin menyatakan menolak berdamai dengan Israel jika rezim Zionis itu tidak juga menghentikan pembangunan pemukimannya di Tepi Barat. Ia menegaskan bahwa negara Palestina merdeka dan berdaulat harus terbentuk di masa datang. (ln/PNN/arabnews)
Source : eramuslim
No comments:
Post a Comment