Seorang veteran perang Amerika di Irak mengatakan Amerika Serikat memprakarsai permusuhan sebagai alasan untuk mendirikan kekuasaan mereka di seluruh pelosok negeri Irak.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Michael Prysner, veteran perang Amerika Serikat dan aktivis perdamaian mengatakan bahwa invasi ke Irak pada tahun 2003 adalah "kepalsuan yang lengkap" dan invasi ke Irak sama sekali tidak dimaksudkan untuk membebaskan rakyat Irak seperti yang didengungkan oleh otoritas AS.
Prysner, seorang kopral di pasukan AS pada saat invasi Irak, mengatakan bahwa dia ikut terjun dalam invasi Irak dan menggulingkan Saddam Hussain dengan niat untuk membantu rakyat Irak namun kemudian menyadari setiap tindakan yang oleh militer AS hanya menambah penderitaan rakyat Irak.
"Saya bergabung dengan tentara AS karena saya ingin melayani negara saya, karena saya percaya bahwa militer AS adalah sebuah kekuatan untuk kebaikan di dunia, bahwa kami membantu mereka yang membutuhkan, dan kami membebaskan mereka yang tertindas," katanya.
"Jadi, saya meyakini benar dalam hati saya tentang hal tersebut dan ketika perang Irak dimulai saya mengajukan diri untuk ikut terjun di sana, saya ingin pergi, dan saya percaya sepenuh hati bahwa kami akan membantu rakyat Irak, dan hal itulah yang saya inginkan untuk dilakukan dan saya bersedia memberikan hidup saya untuk itu, "tambahnya.
"Saya melihat bahwa semuanya itu bukan untuk pembebasan rakyat Irak sama sekali. Saya melihat bahwa semuanya itu tidak untuk membantu rakyat Irak. Dan saya melihat bahwa saya melakukan sebaliknya, bahwa sayahanya menyakiti rakyat Irak ," kata mantan anggota militer AS ini.
"Setiap hari merupakan bencana bagi mereka (rakyat Irak) dan saya sudah melihat hari demi hari hal-hal buruk yang dilakukan terhadap mereka, kehidupan mereka harus hidup di bawah pendudukan, saya menyadari bahwa itu adalah kepalsuan yang lengkap bahwa kami ada di sana untuk membantu mereka," dia menjelaskan lebih lanjut.
"Tujuan dari pemerintah AS untuk masuk ke Irak dan dengan cepat menggulingkan pemerintahan Saddam, dan kemudian mendirikan sebuah Negara, itu semua menurtu saya hanyalah fantasi mereka, militer ASdengan mudah menggulingkan negara dan yang belum terjadi," tambah Prysner yang sekarang pemimpin gerakan March Forward, sebuah organisasi para veteran Amerika dari kedua konflik Irak dan Afghanistan.
Ketika ditanya tentang tugas-tugasnya setelah penggulingan diktator Irak Saddam Hussein dari kekuasaannya pada 9 April 2003, Prysner berkata, "Saya melakukan berbagai hal, mulai dari interogasi tahanan --Dan saya lakukan hal itu selama berbulan-bulan --Saya interogasi ratusan tahanan , sebagian besar yang sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun."
"Saya dioperasikan dalam misi penembakan, penggerebekan rumah, saya mendengar keluhan masyarakat yang rumahnya telah dihancurkan, yang anggota keluarganya telah dibunuh, yang keluarganya dimutilasi dengan bom Amerika Serikat."
Mengacu pada gelombang kekerasan yang tidak terkendali di Irak dan ketidakmampuan AS untuk mengekang pertumpahan darah, veteran perang mengatakan Amerika dipaksa untuk membayar para militan di Irak untuk menghentikan mereka membunuh tentara Amerika.
"Para prajurit Amerika Serikat kesulitan di negara itu, satu-satunya cara bahwa kekerasan dan perlawanan itu harus dipadamkan adalah membayar para pejuang Irak, supaya mereka tidak menembak tentara Amerika lagi , "katanya.
Pengakuan Prysner ini mengingatkan kita akan film terbaru Hollywood yang berjudul Green Zone, di mana dalam film tersebut seorang tentara AS harus kecewa dan bingung atas kebohongan pejabat AS yang mengatakan Irak memiliki senjata pemusnah massal.(fq/prtv)
Source : eramuslim
No comments:
Post a Comment