Sebuah fosil rahang berusia 95 juta tahun ditemukan di Texas dan diidentifikasi sebagai genus dan spesies baru reptil terbang, Aetodactylus halli, kata ahli paleontologi Timothy S. Myers, yang mengidentifikasi dan menamainya Aetodactylus halli. Pterosaurus langka ini -- namanya berarti kadal bersayap -- adalah salah satu anggota termuda famili Ornithocheiridae di dunia. Ia hanya ornithocheirid kedua yang pernah ditemukan di Amerika utara, kata Myers, seorang pasca doktoral di Southern Methodist University, Dallas. (Kredit: Ilustrasi oleh Karen Carr)
28 April 2010 - Aetodactylus halli adalah seekor pterosaurus, sekelompok reptil terbang yang umum disebut pterodaktil.
Aetodactylus halli terbang di daerah yang sekarang merupakan area Dallas-Fort Worth pada periode Kapur (Kretasius) saat sebagian besar daerah Lone Star berada di bawah air, tertutup oleh laut purba yang luas.
Walaupun langka di Amerika Utara, pterosaurus bergigi dalam famili Ornithocheiridae merupakan komponen utama fauna pterosaurus periode kapur di dunia, kata Myers. Spesimen Texas ini -- sebuah rahang yang hampir lengkap dengan sebagian besar dari ke 54 giginya lenyap -- jelas lebih muda daripada spesimen ornithocheirid lain dari Brasil, Inggris dan Cina, katanya. Ia lima juta tahun lebih muda dari satu-satunya ornithocheirid lainnya dari amerika utara.
Myers menjelaskan spesies baru ini dalam edisi terbaru Journal of Vertebrate Paleontology. Silakan kunjungi www.smuresearch.com untuk melihat ilustrasi Aetodactylus halli dan lingkungan laut periode kapur, gambar fosil rahang dan tautan ke informasi yang lebih lengkap.
Myers menamakan pterosaurus ini Aetodactylus halli dari nama Lance Hall, seorang anggota Masyarakat Paleontologi Dallas yang memburu fosil untuk hobi. Hall menemukan spesimen ini di Texas utara tahun 2006. Ia tertanam dalam serpih lunak bercampur serbuk yang tergali di sebuah sisi bukit di tepi jalan raya. Situs ini dekat dengan kota Mansfield, barat daya Dallas. Hall menyumbangkan spesimen ini ke Southern Methodist University.
Pterosaurus menguasai langit dari periode trias akhir, lebih dari 200 juta tahun lalu, hingga akhir periode kapur, sekitar 65 juta tahun lalu, saat mereka punah. Mereka menjadi vertebrata paling awal yang mampu terbang.
Pemburu fosil melihat deretan soket gigi yang panjang
Rahang Aetodactylus halli ditemukan dalam unit geologi yang disebut Eagle Ford Group, yang memuat sedimen yang terendap di laut dangkal, kata Myers. Jangkauan Eagle Ford Group terentang dari Texas barat daya hingga Oklahoma selatan dan Arkansas barat daya.
"Saya sedang meng scan bukaan tersebut dan melihat apa yang pertama saya kira cangkang kerang terentang di sebuah lembah erosi kecil," Hall mengingat penemuan ini. "Hanya sekitar satu atau dua inci saja terlihat. Saya hampir melewatkannya karena menduga itu kerang, namun kemudian sadar kalau warnanya lebih mirip tulang. Saya mulai menggalinya dan menyadari itu rahang dari sesuatu -- namun saya tidak tau apa. Ia terbalik dan saat saya balik bagian moncongnya yang ada adalah sederetan panjang soket gigi, yang sangat mengesankan."
Paleontolog vertebrata SMU Louis L. Jacobs, seorang ahli dinosaurus secara internasional terkenal atas penemuan fosilnya di Texas dan Afrika, dan paleontolog SMU Michael J. Polcyn, terkenal karena keahliannya dalam reptil laut purba yang disebut mosasaurus, keduanya mengatakan pada Hall kalau itu adalah pterosaurus dan penemuan yang penting.
Rahang yang unik
Rahang Aetodactylus sepanjang 38.4 cm aslinya memuat 54 gigi tajam ramping namun hanya tinggal dua yang tersisa di soket mereka, kata Myers. Gigi bawah tersebar merata dan merentang jauh ke belakang, menutup hampir 3/4 panjang rahang. Gigi atas dan bawah saling tutup saat rahang dikatupkan.
Pada Aetodactylus, perubahan ukuran gigi sepanjang rahang mengikuti pola yang sama pada ornithocheirid. Walau begitu, Aetodactylus berbeda dari semua ornithocheirid dalam hal rahangnya sangat sempit dan tipis, dengan ketebalan maksimum tidak lebih dari 1 cm, kata Myers. Namun spesimen ini dapat dibandingkan dengan Boreopterus, pterosaurus sejenis dari periode kapur awal China, dalam hal jumlah gigi yang ada di rahang bawah, katanya.
Myers memperkirakan rentang sayapnya sekitar 3 meter, menunjukkan kalau Aetodactylus merupakan pterosaurus berukuran sedang, katanya. Sementara tidak diketahui bagaimana Aetodactylus mati, pada saat mati reptil ini sedang terbang di atas laut dan jatuh ke air, mungkin saat mencari ikan, kata Jacobs.
Menemukan keragaman baru pterosaurus.
Pterosaurus Amerika Utara yang berasal dari periode kapur semuanya tidak bergigi, kecuali Aetodactylus dan Coloborhynchus, kata Myers. Ketipisan rahang, sudut naik dari separuh belakang rahang dan tidak adanya ekspansi keluar ujung rahang menunjukkan kalau Aetodactylus berbeda dari ornithocheirid lain dan merupakan genus dan spesies baru pterosaurus.
"Penemuan spesies ornithocheirid lain di Texas memberi petunjuk adanya keanekaragaman pterosaurus di periode kapur amerika utara yang belum disadari sebelumnya," kata Myers. "Aetodactylus juga menyajikan salah satu dari kemunculan final ornithocheirid saat transisi periode kapur akhir ke fauna pterosaurus yang didominasi oleh spesies tanpa gigi."
Texas sekarang mengklaim dua
Sebagian besar Texas pernah tenggelam di bawah jalur laut dalam barat. Laut masif ini membelah amerika utara dari teluk meksiko hingga samudera artik.
Di pantai, daratannya datar dan tanaman berbunga sudah mendominasi komunitas flora di belahan amerika utara ini, menurut ahli paleobotani Bonnie Jacobs, profesor sains kebumian SMU.
"Masih ada konifer dan pakis disana, namun sebagian besar memiliki daun jarum kecil, seperti juniper, kata Bonnie Jacobs. "Sycamore dan kerabatnya termasuk tanaman berbunga."
Sisa ornithocheirid pertama dari Amerika utara, ditemukan di Fort Worth, dijelaskan oleh bekas mahasiswa SMU Young-Nam Lee dan disumbangkan oleh kolektor amatir Chris Wadleigh, kata Louis Jacobs.
"Laut purba yang menutupi Dallas memberi kondisi yang tepat untuk melestarikan reptil laut dan mahluk kedalaman lainnya, begitu juga tulang halus dari reptil terbang yang jatuh saat terbang kedalam air," kata Louis Jacobs, profesor di jurusan sains kebumian SMU. "Batuan dan fosil disini merekam waktu yang tidak jelas kalau di tempat lain di amerika utara. Itu mengapa kedua spesies ornithocheirid hanya ditemukan disini, dan itu mengapa penemuan fosil baru lainnya pasti akan diperoleh lagi oleh Lance Hall dan pecinta fosil lainnya."
Penelitian ini didanai oleh jurusan sains kebumian Roy M. Huffington SMU dan institus studi bumi dan manusia SMU.
Source I : http://faktaevolusi.blogspot.com/2010/05/reptil-terbang-langka-berusia-95-juta.html
Source II : http://wahw33d.blogspot.com/
Shared via AddThis
No comments:
Post a Comment